SELAMAT DATANG DI BLOG PRIBADI EARLY RIDHO KISMAWADI & SEMOGA BERMANFAAT, Jangan Lupa Tinggalkan Commentnya

Sabtu, 05 Desember 2009

Mantiq, Ilmu atau Pengetahuan

Assalamu"alaikum Wr. Wb,

Mengingat, akhir-akhir ini berkembang topik-topik berita yang mau tidak mau mengajak kita sedikit pandai-pandai menggunakan akal yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita umat manusia, untuk itu saya mengajak untuk sedikit membahas penggunaan mantiq atau logika kita guna mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir, yang saya adopt dari berbagai sumber (sumber2 dicantumkan).

Mantiq, … kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa, … yang artinya "berkata atau berucap". Istilah lain dari "Logika" yang lahir terlebih dahulu dari kata "Logos" (bahasa latin), … yang artinya perkataan atau sabda.(K. Prent C.M.J. Adisubrata dan W.J.S. Poerwadarminta, kamus Latin-Indonesia, Yayasan Kanisius, Semarang, 1969,hal.501)Memang, … kita sadari bahwa definisi tidak pernah dapat menampilkan dengan sempurna pengertian sesuatu yang dikandungnya. Setiap orang selalu berbeda gaya dalam mendefinisikan suatu masalah pada setiap penyelidikan, seperti yang kita ketahui, … bahwa permulaan suatu ilmu sudah lazim dibuka dengan pembicaraan definisinya, …. berkenaan dengan medan gerak dan batas dari ilmu yang hendak diselidikinya. Namun, pengertian yang diantar oleh definisi, tidak sejelas yang didapat setelah akhir penyeledikan.

Oleh karena itu, …. definisi yang bertugas sebagai pembuka pintu, kiranya tidak mengadung bahaya?, yakni … selama kita memandangnya sebagai tempat pengenalan sementara yang dapat digeser kearah kesempurnaan lebih lanjut.Dalam bahasa sehari-hari, … kita sering mendengar ungkapan, misalnya: "argumentasinya logis atau alasannya tidak logis", … sepertinya, … yang dimaksud logis disini adalah masuk akal, … sedangkan, maksud dari tidak logis adalah sebaliknya!.

Dalam bukunya, George F. Kneller, Logic ang Language of Education, New York, 1996, hal.13, …. Matiq disebut sebagai; "Penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpkir benar", menurut kamus Munjid, Louis Ma’luf, cet. ke-26, Beirut, 1973, hal.816, … disebut sebagai "Hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir". Sedangkan Prof. Thaib Thahir A. Muin, Ilmu Mantiq, Wijaya, Jakarta, 1966, hal.16, … membatasi dengan "Ilmu untuk menggerakan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran".

Kata Logika (bahasa Latin) atau Mantiq (bahasa Arab), pertama kali digunakan oleh Zeno, dari Citium. Kaum Sofis, Socrates dan Plato, harus dicatat sebagai perintis lahirnya Logika. Dari catatan naskah-naskah kuno yang ditemukan, "Logika" lahir sebagai Ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan kaum Stoa. (Bertran Rusell, History of Western Philosophy, London, George Allen & Unwin, Cet.Vii, 1974, hal.206)

Pada masa-masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani ke dalam bahasa arab (baca The Golden Age of Islam), yang dimulai pada abad ke-2 Hijriah, … Logika merupakan salah satu bagian dari ilmu-ilmu yang amat menarik minat kaum muslimin, … sehingga logika dipelajari secara meriah dalam kalangan luas, dan pada gilirannya menimbulkan pelbagai pendapat dalam hubungannya dengan masalah agama.

Ibnu Salah dan Imam Nawawi, menghukumi haram mempelajari Mantiq sampai mendalam, sedangkan Al-Ghazzali, … menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan menurut Jumhur Ulama, membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Kemudian, … al-Kindy, mempelajari dan menyelidiki Logika Yunani secara khusus, … dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh al-Farabi, yang mengadakan penyelidikan atas lafal dan menguji kaidah-kaidah Mantiq dalam proposisi-proposisi kehidupan sehari-hari untuk membuktikan benar-salahnya, …. adalah merupakan suatu tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. (A. Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1976, hal.33-35)

Pada abad ke-19, Logika dipandang sebagai sekedar peristiwa psikologis dan metodis seperti yang diajarkan oleh W. Wund. J. Dewey dan M. Baldwin, … nama-nama seperti George Boole, Bertrand Russel dan G. Frege, dicatat sebagai tokoh yang banyak berjasa dalam kehidupan Logika Modern. (Herbert J. Muller, Science and Criticism, New Haven, Yale University Press, hal.63-68)

Ilmu.

Logika atau Mantiq yang sedang kita bahas disini adalah Ilmu. Dalam bahasa Indonesia, "Ilmu" seimbang artinya dengan "Science", … dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata "Pengetahuan". Dengan kata lain, "Ilmu dan Pengetahuan, mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar !".



Pengetahuan (knowledge), adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa, hingga tidak ada keraguan terhadapnya. (Al-Ghazali, al-Munqiz minad Dalaal, Beirut, Maktabah Saqafiyayah, tt, hal 7-12), dimana "ketidakraguan" merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat dikatakan "mengetahui" .Ambil contoh, …. kita mengetahui bilangan lima lebih besar dari tiga, … dan lebih kecil dari sepuluh, dan manakala kita yakin akan kenyataan itu, … meskipun guru kita, … atau orang lain yang kita anggap pandai, atau kata orang-orang bahkan menurut berita2 media mengatakan sebaliknya, …. kita akan tetap pada pendirian kita, namun … jika pendapat yang berlawanan itu menyebabkan kita ragu, … maka berarti kita tidak mengetahui bilangan lima (ana mengajak melatih berpikir, dan hidup berprinsip).Nah, kira-kira …. serupa itulah kriteria bagi suasana "mengetahui", untuk segala hal yang kita tangkap dalam jiwa, baik mengenai benda, seperti buku, Komputer, telepon, dll atau mengenai peristiwa yang menyertai benda, seperti .. melayang, mendidih, meledak, dll atau mengenai sifat dan keadaan benda, seperti … wangi, panas, gelap dan sebagainya. Untuk itu, .. kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata "Pengetahuan dan Ilmu", dari apa yang kita tangkap dalam jiwa.

Pengetahuan.

Pengetahuan (knowledge), … dimana kita telah puas dengan "menangkap tanpa ragu" kenyataan perihal sesuatu, …. sedangkan Ilmu (science) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan (knowledge).

Ambil contoh, … seorang yang gemar memancing (pemancing) sangat mengetahui bahwa pelampung dari alat pancingnya selalu akan terapung di air, dan ia akan membantah jika ada yang mengatakan bahwa gabus pelampung kailnya itu akan tenggelam bila di lemparkan ke air, …. inilah pengetahuan! . Kemudian, …. manakala ia mengetahui bahwa Berat Jenis (BJ) pelampungnya lebih kecil dari BJ Air yang menyebabkan pelampung itu akan selalu terapung di air, maka hal inilah yang disebut Ilmu!, … atau seorang nelayan tahu betul saat-saat laut pasang dan surut, …. akan tetapi selama yang ia ketahui tidak pernah menembus keterangan tentang sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut, yakni "Daya tarik Bulan" yang mengakibatkan air laut di sebagian bumi ini pasang, … selama itu pula apa yang diketahuinya itu hanya merupakan pengetahuan bagi nelayan tersebut.

Karenanya, … Ilmu bukan sekedar onggokan yang gaduh dari sembarang pengetahuan serupa dengan keaneka-ragaman jenis barang dalam tong sampah, tetapi lebih menyerupai susunan barang dalam pasar swalayan yang tersusun rapih, …. dimana barang-barang sejenis di kelompokan serta ditempatkan secara spesifik, dan pengetahuan dari obyek-obyek sejenis di kelompokan dan di sistematisasikan menjadi kelompok-kelompok tertentu, sehingga melahirkan ilmu yang beraneka-ragam seperti yang kita kenal, .. adalah hasil dari pengelompokan pengetahuan sejenis.

Nah sekarang, … terlihat sudah bahwa pernyataan-pernyataan ke-ilmuan berkaitan satu sama lain, … yang kesemuanya itu merupakan suatu informasi yang utuh. Pernyataan seperti : Air laut pasang, Bulan diatas laut, Bulan mempunyai gaya gravitasi; masing-masing terpisah (isolated). Jadi, … kesemuanya itu merupakan informasi pengetahuan, bukan keilmuan. Namun, … bila kesemuanya itu dirangkai, dan ditambah dengan pernyataan lain sehingga merupakan kesatuan informasi yang menerangkan tentang peristiwa pasangnya air laut, maka pernyataan itu menjadi informasi keilmuan.

Untuk itu, … informasi yang sampai kepada kita, …. betapa pun luasnya, atau bermanfaat dalam kehidupan praktis, maupun dalam pengembangan bisnis kita, menyenangkan, dan dapat dipertanggung jawabkan, .. namun selama pernyataan itu terpisah satu sama lain, … kesemua itu bukanlah informasi keilmuan!

Seperti kita ketahui bahwa, dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu a posteriori atau ilmu yang kita peroleh dari pengetahuan indrawi, seperti Ilmu Kimia, Ilmu Alam, Ilmu Kedokteran dll, yang kesemuanya itu bersumber pada pengalaman dan eksperimen, …. dan kelompok ilmu a priori, adalah ilmu-ilmu yang tidak kita peroleh dari pengalaman dan percobaan, tetapi bersumber pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak dapat ditemukan dan dikembalikan kepada data empiris, sebagaimana ilmu-ilmu a posteriori, melainkan kepada akal, dan semua ilmu yang tidak tergantung pada pengalaman dan eksperimen termasuk dalam kelompok ini, begitu juga Mantiq atau Logika. (Wajiz Anwar, Logika I, Yogyakarta, Yayasan al-Djam’iah, 1969, hal.15-16)

Sekian dulu pembahasan kita tentang Mantiq, .... Ilmu atau Pengetahuan, ... dan InsyaAllah kita akan sambung pada kesempatan mendatang, ... semoga bermanfaat.

Yang Benar Pasti Datangnya Dari Allah Ta’ala, dan apabila ada yang salah pasti datangnya dari ana, untuk itu ana mohon maaf atas segala kesalahan,

Wassalamua"laikum Wr. Wb,

Oleh : H. Umar Hapsoro Ishak - (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar